Fasilitator Provinsi Aceh Ridwan, MA dan Rahmat Hastiono, S.Pd koordinator rayon tim Monitoring dan Evaluasi USAID Prioritas utusan Destrik Coordinator Aceh Jaya Sriwahyuni, SH., M.Si temukan batu cincin bernilai dolar dalam ruang belajar.
Batu madu panga tidak hanya dapat memancing estetika di jari, tetapi menjadi pemancing motivasi siswa dalam pembelajaran di sekolah, tinggal tugas guru bagaimana menseting skenario pembelajaran menjadikan objek yang heboh dilinggkungan dimodifikasi sebagai sumber belajar siswa.
Hal yang melatar belakangai kretifitasini adalah karena melihat pembelajaran tanpa media tidak disenangi siswa dan membuat mereka kaku kalau hanya pindah tek dari buku. Respon siswa kurang bagus dalam pembelajaran jika alat bantu pembelajaran kurang menarik.
Mengatasi kemandekan pemikiran generasi yang menganggap semua sudah diteliti orang, jadi kita cukup baca saja, dektekan pada siswa dan jelaskan tanpa dimulai dengan percobaan.
Tujuan pembelajaran ini untunk memberikan pencerahan dalam pengklasifikasian Batu Madu Panga yang mengadung gaya yang di sebut medan Magnet. Media belajar unik dengan memanfaatkan sampel Batu madu Panga yang dapat di tarik perhatian siswa dan mengujinya dengan batu-batu yang ada contohnya batu basalt, batu granit dan Batu kuarsa dll.
Membiasakan siswa dari usia 10 tahun kreatif bereksprimen untuk buktikan sesuatu dan temukan sesuatu. Merangsang kreatifitas siswa respek terhadap lingkungan dan inovatif dalam bereksperimen. Penggunaan media sederhana yang mudah dijangkau dan relevan, yang pentingdapat membantu meningkatkan pemahaman siswa
Langkah pembelajarannya terpampang langsug dalam RPP Bapak Sudirman, S.Pd (29 th) sebagai pengajar hari itu. Guru memperkenalkan sampel batuan yang akan di uji, guru memancing pengelompokan jenis batu yang dijadikan sampel, klasifikasi penyimpanan batu mada Panga.
Batuan yang dijadikan sampel antara lain; batu madu panga, batu konglomerat, batu akik, batu Obsidian, (batuan kaca), batu granit, batu marmer batu basalt, batu apung, batu sabak/tulis, batu kapur/gamping, batuan pasir, batu kuarsa, belerang, dan kerikil Gampong Baro.
Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok, dimana didalanya terdiri dari notulen, penguji, pengamat, dan juru bicara. Kemudian membagikan Lembaran kerja berbentuk matrik tabel klasifikasi bantuan dan logam yang diuji daya magnetnya. Alat-alat eksprimen antara lain; magnet (penguji), kertas sebagai wadah uji dan pasir untuk di jadikan sampel.
Langkah kerjanya adalah; Guru mempergunakan sampel batu, sampel logam dan alat uji. Guru memberikan peluang uji untuk setiap kelompok dan menulis hasil percobaan yang dilakukan dalam laporan. selaku alat penguji satu diambil sampel tes uji coba secara terpisah batu tersebut ada perbedaan mana benda yang dapat di tarik oleh magnet dan ada benda yang tidak dapat di tarik oleh magnet. Perhatikan benda yang dapat di tarik oleh magnet dan ada batu di jadikan sumber belajar siswa di kelas V dalam menggali potensil dalam uji caba yang di praktekkan siswa secara langsung di depan kelas.
Berikut ini komentar Bapak guru Sudirman, S.Pd; Saya sangat senang melatih siswa bereksprimen dari usia 10 tahun. Siswalebih memahami teknikbereksprimen sederhana membuktikan batu akik mengandung magnet.Siswa lebih respek terhadap lingkungan dan tertarik dengan bereksprimen. Siswalebih memahami materi dan memudahkan mereka mengingat pengalaman berbuat dari mendengar ceramah. Membangun kerjasama tim bereksperimen secara komparatif learning. Siswa dapat menemukan hasil eksperimen sendirisehingga pemahaman terhadap materi jadi meningkat
Beberapa siswa kami wawancarai,antara lain; Aisa Narvita (P/10 th) mengatakan: Alhamdulillah saya sudah mengenal batu madu panga yang heboh dijadikan mata cicin dan kerap menjadi bahan perbincangan di kalangan masyarakat Aceh Jaya. Saya telah dapat membedakan benda yang dapat di tarik oleh magnet dan ada yang tidak dapat di tarik oleh magnet. Saya lebih suka belajar dengan melakukan percobaan langsung kita buktikan apakah benda yang mengandung magnet. lebih mudah mengingat pelajaran yang praktek langsung, menyenangkan dan sangat berkesan.
pelajaran yang paling saya senangi adalah matematika dan IPA, karena materi bagus-bagus dan cukup menantang bagi saya, karena ibu Muliana dan Bapak Sudirman selalu membawa media belajar dan alat batu yang unik dan menarik. Harapannya jika saya menjadi guru nanti saya akan mengajarkan siswa dengan praktik langsung seperti ini.
Nazar Saputra (L/10 th) dengan gelagat bahasa Indonesia ala translit mengatakan; Alhamdulillah saya sudah mengenal batu madu panga sekarang yang dijadikan sumber belajar oleh Bapak sudirman. Menurut saya batu madu bagus dan sangat menarik dan pantas orang memperbincangkannya disamping mahal harga juga bagus bentuknya walau terkesan seperti karang.
Jika saya berkesempatan saya akan promosi model pembelajaran praktik langsung yang sangat menyenang, dan membuat saya menjadi tahu tentang gaya magnet. Saya senang bisa bekerja langsung bersama-sama dengan teman satu kelompok, ternyata batu madu bisa tidak hanya menarik bagi orang dewasa ternyata juga bisa dijadikan sumber belajar kami juga, tapi waktu belajarnya sangat sedikit. Saya lebih memahami pelajaran dengan kerja kelompok dan membuat uji coba langsung membuktikan dan teman saya langsung menulis apa reaksi batuan dan bahan logam yang saya uji.
Pelajaran yang paling saya sukai adalah IPA dan SKI, alasannya karena IPA sering praktik langsung dengan menggunakan bahan buah-buahan, daun-daunan, gambar-gambar dan lain-lain yang berkaitang dengan hewan, tumbuhan dan manusia. Sedangkan SKI guru mengajarnya sering menggunakan gambar, cerita-cerita Islam, kemudian ada main peran drama.
Harapan saya ke depan Ibu kepala sekolah melakukan belajar kepada semua guru dengan cara seperti ini agar kami semua bisa memahami dan seluruh kelas seperti ini.
Zibral Sugali (12th), ia lebih menguasai seluk beluk estetika ala dukun, tampak dari komentarnya; Bagus sekali ketika di senter berwarna merah berarti berharga “siribe sistim batee” berarti satu juta rupiah.
Saya senang jika batu madu panga dijadikan suber belajar sehingga saya bisa berbincang dan diskusi dengan guru dan teman-teman seperti oarang dewasa membicarakananya setiap hari.
Kalau saya jadi orang besar saya akan menjadi pengembang batu yang lebih unik dan menarik, jika bisa saya akan memperkembangbiakkan batu madu panga menjadi batu manisan Teunom.
Kami sangat tertarik memonitoring pembalajaran kali ini karena para guru telah menggunakan saintifiknya dalam pembelajaran mereka. Kami mendokumentasikan langkah demi langkah pembelajaran, muda-mudahan dengan dimuatnya ini menjadi inspirasi bagi guru lain. (Red. Ridwan, MA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar